Nahdlatul Ulama (NU) memiliki upaya yang berkelanjutan dalam mengembangkan kepribadian dan perilaku anggotanya, yang tercermin dalam tiga aspek: keagamaan, sosial, dan politik.
Dalam bidang keagamaan, anggota NU mengutamakan keseimbangan antara dalil naqli dan aqli dalam aqidah, serta berpegang teguh pada Al-Qur'an dan As-Sunnah dalam syariah. Mereka juga mentolerir perbedaan pendapat dalam masalah furu'iyyah dan mu'amalah ijtimaiyyah.
Dalam bidang sosial, anggota NU diharapkan menjunjung tinggi nilai-nilai akhlakul karimah, seperti menghormati ajaran Islam, memprioritaskan kepentingan bersama, dan menjunjung tinggi persaudaraan serta kejujuran.
Dalam bidang politik, warga NU menunjukkan sikap demokratis, konstitusional, dan taat hukum, serta terbuka terhadap keragaman dan mengembangkan mekanisme musyawarah dan mufakat.
Dalam menghadapi budaya, warga NU mengambil pendekatan proporsional-normatif, obyektif-selektif, adaptif-akomodatif, dan elastis untuk menciptakan keseimbangan antara nilai-nilai agama dan dinamika budaya.
Dalam keanggotaan, warga NU diharapkan memiliki keyakinan dan pengetahuan yang mendalam tentang organisasi, serta konsisten dalam mempraktikkan nilai-nilai NU dan berjuang untuk kemajuan organisasi.
Pengamalan As Syakhshiyah An Nahdliyah menekankan prilaku keagamaan yang seimbang, prilaku sosial yang berlandaskan akhlakul karimah, serta prilaku politik yang mengedepankan nilai-nilai organisasi dan kepemimpinan yang tangguh.