Resensi: Bidayatul Hidayah - Menuju Kesempurnaan dalam Islam
Dalam perjalanan spiritualitas Islam, tiga unsur fundamental, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan, menjadi fondasi utama bagi pemeluknya. Tanpa ketiganya, seorang Muslim tidak dapat mencapai kesempurnaan. Namun, seringkali unsur Ihsan atau tasawuf terabaikan oleh sebagian, padahal hal ini memiliki peran krusial dalam memperdalam hubungan dengan Allah dan sesama.
Dalam literatur Islam, tasawuf menjadi medan ilmu yang menarik, dan Bidayatul Hidayah muncul sebagai pilar pengetahuan tasawuf. Karya ini, ditulis oleh Imam Al-Ghazali, menawarkan pandangan eksplisit mengenai konsep tasawuf. Kitab ini bukan hanya dikenal di kalangan pesantren, tetapi juga mencuri perhatian masyarakat awam.
Imam Al-Ghazali, atau Algazel, adalah figur terkenal di kalangan Nahdliyin. Karyanya tidak hanya diakui di aspek tasawuf, tetapi juga sebagai Hujjatul Islam, menguasai banyak hadits dan memberikan fatwa dengan kemudahan. Karir akademiknya yang cemerlang dan peran sebagai guru besar di Madrasah Nizamiyah Baghdad menunjukkan dedikasinya pada ilmu pengetahuan.
Bidayatul Hidayah memiliki dua komponen utama: ketaatan (ibadah fi'liyyah) dan langkah menjauhi maksiat (ibadah tarkiyyah). Kitab ini juga diakui sebagai inti dari Ihya Ulumiddin, mahakarya Imam Al-Ghazali. Sebelum menjelajahi isi kitab, Imam Al-Ghazali menyinggung pentingnya sabar dalam menjalani rutinitas ibadah.
Komponen pertama membahas etika dan doa dalam kegiatan sehari-hari. Mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, Imam Al-Ghazali memberikan panduan untuk tetap bersabar dalam menjalankan ritual etika dan doa. Bahkan, ketika sulit, pembaca diajak untuk bersabar seperti seorang pasien yang konsisten mengonsumsi obat.
Di komponen kedua, Imam Al-Ghazali memecahnya menjadi dua sub komponen. Pertama, langkah menjauhi kemaksiatan, yang menurutnya lebih sulit daripada ketaatan. Kedua, etika berinteraksi dengan Khaliq (vertikal) dan makhluk (horizontal). Imam Al-Ghazali memberikan pandangan mendalam tentang bagaimana menjaga anggota tubuh dari potensi maksiat dan betapa pentingnya berinteraksi dengan Allah dan sesama dengan etika yang baik.
Sebagai penutup, Imam Al-Ghazali memberikan dorongan bagi pembaca untuk mengamalkan isi kitab. Bagi yang konsisten, sinar iman yang terang akan menyertai. Bidayatul Hidayah bukan hanya sebuah kitab, tetapi sebuah panduan praktis menuju kesempurnaan dalam Islam.
Judul: Bidayatul Hidayah
Penulis: Abu Hamid Al-Ghazali
Tebal: 84 Halaman
Penerbit: Maktabah Madbuli
Terbit: 1993
ISBN: 0123307
Bidayatul Hidayah adalah kunci menuju pemahaman lebih dalam tentang tasawuf dan kesempurnaan dalam Islam, memberikan pencerahan bagi mereka yang berani menjelajahi jalan spiritual.